Selasa, 15 April 2014

Posted by Unknown | File under :

Field Artileri/artileri medan, adalah hal yang biasa ditemui di medan pertempuran Eropa dari abad ke 17 dan setelahnya. Unit artileri biasanya adalah artileri medan, yang biasa ditembakan dari sudut tembak langsung/mendatar atau juga howitzer yang ditembakan dengan arah tembakan melengkung/parabola dimana tembakan ini berfungsi untuk mengatasi rintangan kondisi alam/geografis pertempuran, tapi biasanya howitzer memiliki jarak jangkau yang lebih kecil dan kekuatan hancur yang juga lebih kecil ketimbang cannon.

Artileri mungkin bisa dibilang salah satu kecabangan yang paling efektif dan bisa diandalkan dalam struktur kemiliteran Perancis di era itu. Hal ini disebabkan oleh dua hal,

1. Kecabangan artileri kebanyakan diisi oleh kelompok warga Negara kelas menengah (borjuis) dan mereka hampir tidak terlalu terpengaruh oleh gonjang-ganjing Revolusi Perancis

2. Reformasi yang dilakukan oleh Gibreauval dalam kecabangan artileri setelah performa mengecewakan mereka dalam perang tujuh tahun menjadikan unit artileri Perancis sebagai salah satu unit artileri terbaik diseluruh daratan Eropa. Sistem yang baru ini merevolusi cannon Perancis, dengan memperkenalkan sebuah system yang menghasilkan persenjataan yang lebih ringan, lebih seragam (dari segi caliber hingga bahan pembuat dan metode pembuatan cannon yang mengakibatkan mudahnya pemeliharaan dan logistik) tanpa mengorbankan kemampuan dari segi jarak jangkau tembakan.

Salah satu inti revolusi Gibreauval adalah dalam metode produksi senjata artileri itu sendiri. Dimana hasil akhirnya adalah cannon yang ada bisa menjadi lebih langsing di bagian barrel/ laras tanpa mengorbankan kemampuan jarak. Oleh karena itu peluru yang dimasukan dapat menjadi lebih pas, sehingga tidak lagi dibutuhkan laras yang berat, dan lebih panjang tapi jarak jangkau yang lebih pendek. Dengan meriam yang rata-rata lebih ringan dibandingkan lawan-lawannya, unit artileri Perancis menjadi lebih flexible dan mobile dilapangan, apalagi Gibreauval juga merancang kereta pembawa amunisi yang lebih kompak dan mudah digerakan di medan tempur.
Oleh sebab kecabangan artileri Perancis menjadi lebih mobile, terstandarisasi, akurat dan reliable di lapangan. Meriam lapangan (Field Gun) distandarisasi menjadi empat caliber, yaitu 4 pounder sebagai support ringan unit battalion, 8 punder sebagai support medium dan 12 pounder sebagai senjata kelas berat.

Biasanya unit artileri menggunakan dua tipe amunisi, yang pertama adalah solid roundshot dan canistershot atau grapeshot.

Roundshot atau juga disebut solid shot atau cannonball, atau disebut juga ball/bola adalah peluru padat tanpa bahan peledak didalamnya, yang ditembakan dari sebuah meriam/cannon. Seperti namanya, round shot itu berbentuk bundar, dengan diameter yang sedikit lebih kecil dari lubang meriam dimana peluru itu ditembakan. Round shot itu sendiri merupakan standart amunisi untuk artileri dan sering digunakan dalam jarak jauh sebagai amunisi anti-personnel.

Dalam pertempuran darat, round shot sering ditembakan ke arah lawan dimana dia mampu melewati barisan lawan dan mengakibatkan banyak korban. Tidak seperti tipuan efek kamera yang ada di film-film, tembakan round shot lebih seperti pantulan bola bowling yang mana tidak akan berhenti setelah pertama kali jatuh, tapi akan terus menggelinding atau berloncatan dan merobek/mengoyak apapun yang merintangi lintasannya.

Luka yang ditimbulkan dari shout round biasanya sangat mengerikan dan lebih buruk dari yang ada di bayangan kepala kita. Semakin besar caliber yang ditembakan, semakin besar kerusakan yang dapat ditimbulkan, tapi tentu saja jauh lebih berat dan lebih lambat untuk kembali menembakannya. Sementara artileri yang lebih ringan, menembakan peluru yang lebih kecil dan ringan, tapi dengan jarak yang lebih pendek dan juga daya hancurnya jauh lebih kecil.

 
 Salah satu gambaran daya tembus round shot, menembus lapisan pelindung dada besi/cuirras

 

Canister Shot, tentu saja merupakan amunisi jarak dekat yang sangat mematikan bagi unit infantry.

Canister shot biasanya terdiri dari tabung logam logam yang diisi oleh kumpulan bola-bola kecil besi dan timah, yang di tambahkan dengan serbuk gergaji untuk menambah kepadatan massa dan mencegah bola-bola logam itu bertumpukan ketika amunisi ditembakan. Ketika amunisi ditembakan, canister akan tercerai berai dan pecahannya serta bola-bola kecil yang didalamnya akan terburai keluar dan menyebabkan kehancuran yang luar biasa bagi yang berada didalam jarak jangkaunya. Kumpulan prajurit infantry dalam jarak jangkau munisi ini dapat dihancurkan formasinya dengan mudah. Akan tetapi kelemahannya yang utama adalah jarak jangkaunya dan juga peluru ini tidak memiliki daya hancur dan penetrasi sama sekali.

Sebagai tambahan juga, adalah kemunculan generasi baru perwira dari era Revolusi yang lebih agresif dan sangat mengerti kekuatan unit artileri dalam pasukan mereka. Mereka sangat menghargai daya hancur artileri, dan cenderung berupaya sebisa mungkin untuk menempatkan sebanyak-banyaknya unit artileri di medan pertempuran.

Dan yang lebih penting lagi adalah keberadaan sosok seperti Napoleon Bonaparte, seorang perwira dari kecabangan artileri, yang sangat mengerti tentang kekuatan dan potensi dari kecabangan ini dan menjadi pendukung paling kuat reformasi dan pengembangan lebih lanjut unit artileri Perancis. Napoleon yang sangat menghargai taktik infantry yang dikembangkan oleh Giubert, walau Giubert sendiri tidak terlalu menempatkan artileri sebagai kecabangan yang penting dalam teori Mixed Ordre-nya, Napoleon justru mengembangkan dan menggabungkan teorinya tentang artileri dengan Mixed Ordre infantry tactics Giubert, dan menjadikannya lebih efektif dan mematikan. Dapat dikatakan mulai dari saat inilah, era/abad artileri dalam sejarah militer dunia dimulai sejak kehadiran Napoleon.

Seperti yang pernah dikatakan sendiri oleh Napoleon
God is on the side with the best artillery   -Napoleon Bonaparte.

SUMBER

0 komentar:

Posting Komentar